Quantcast
Channel: Majari Magazine » recycling
Viewing all articles
Browse latest Browse all 2

Menguak Keajaiban di Balik Sampah Kemasan Aseptik (2)

$
0
0

« Sambungan dari Menguak Keajaiban di Balik Sampah Kemasan Aseptik (1)

Bagaimana pengolahan sampah kemasan aseptik yang sebaiknya dilakukan?

Sampah kemasan aseptik memang unik karena tidak dapat dikelompokkan menjadi sampah organik ataupun sampah non-organik. Komposisi kertas (karton) yang mencapai 80% menyebabkan sampah ini sering dianggap sebagai organik. Namun, 20% sisanya merupakan bahan non-organik yang dapat berdampak buruk bagi lingkungan. Oleh karena itu, perlu penanganan khusus untuk sampah kemasan aseptik tersebut.

kertas daur ulang dari sampah kemasan aseptik

Kertas daur ulang dari sampah kemasan aseptik.

Proses Pemisahan Komponen Organik dan Non-Organik

Penanganan khusus tersebut dimulai dengan proses pemisahan antara sampah organik (kertas/karton) dengan sampah anorganik (alumunium dan polietilen). Lapisan-lapisan ini dapat dipisahkan secara sederhana menggunakan tangki yang didesain khusus agar pada keluaran tangki dihasilkan bubur kertas dan lapisan aluminium-polietilen. Proses fisik yang digunakan pada tangki adalah pengadukan sederhana, dengan memanfaatkan bafel-bafel yang dipasang di bagian dalam tangki dan air panas yang digunakan sebagai pelarut. Proses ini digunakan agar tidak diperlukan pemisahan komponen sampah kemasan aseptik secara manual.
Setelah terpisah, bubur kertas yang dihasilkan diolah menjadi kertas daur ulang yang dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi kertas seni. Kemudian Alumunium dan Polietilen dapat diolah secara terpadu (campuran Al-PE) maupun diolah secara terpisah.

Komposit Al-PE

Komposit Al-PE

Metode Hot Pressing

Dalam bentuk terpadu, campuran Al-PE dapat diolah menjadi komposit dengan metode hot pressing. Tiga langkah penting dalam metode ini adalah pencacahan, pemanasan, dan pencetakan. Pencacahan lapisan aluminium-polietilen dilakukan untuk membuat bahan komposit menjadi homogen. Selain itu, pencacahan memudahkan dalam pemanasan, pelelehan polietilen lebih mudah dan cepat terjadi jika pencacahan lapisan tersebut dilakukan terlebih dahulu. Pemanasan aluminium-polietilen akan mempermudah proses pencetakan produk. Setelah proses pemanasan, aluminium-polietilen yang telah tercacah hancur dan panas secara bersamaan kemudian dimasukkan ke dalam cetakan yang diberi tekanan hidraulik, yang dioperasikan secara mekanik. Besar tekanan harus maksimal agar menghasilkan produk dengan karakteristik yang terbaik.

Alat Pemroses Terintegrasi

alat pemroses terintegrasi

Alat Pemroses Terintegrasi

Pada tahun 2008 kemarin, sekelompok mahasiswa S1 Teknik Kimia ITB, berhasil merepresentasikan ketiga langkah pengolahan tersebut menjadi sebuah alat terintegrasi. Alat terintegrasi ini masih dibuat untuk skala laboratorium. Alat terintegrasi ini terdiri dari:

  1. Extruder. Komponen ini digunakan untuk memasukkan bahan baku berupa lapisan aluminium-polietilen dari sampah kemasan aseptik dan sekaligus untuk mencacahnya. Sebenarnya alat ini adalah alat pencacah daging, tetapi mereka melihat suatu potensi bahwa alat ini dapat menjadi alat pencacah sampah sekaligus menjadi alat pendorong sampah yang masuk dari extruder hingga ke pencetakan. Sehingga, extruder ini menjadi suatu alat yang sangat berguna jika kita ingin melangsungkan proses secara berkelanjutan.
  2. Elemen pemanas (Termokopel). Komponen ini digunakan untuk memanaskan sampah, sebagai bahan baku, yang akan dicetak. Elemen pemanas dipasang secara melingkar di bagian tengah hingga ujung extruder (dekat alat pencetak).
  3. Termo control. Komponen ini digunakan untuk mengatur dan memantau suhu pemanasan bahan baku yang akan dicetak. Termo control ini menggunakan termokopel sebagai sensor panasnya. Termo control diletakkan di ujung extruder yang sangat dekat dengan alat pencetak. Hal ini dimaksudkan agar bahan baku yang masuk ke pencetakan dipastikan telah memiliki suhu sesuai dengan yang dikehendaki.
  4. Pencetak. Komponen ini digunakan untuk mencetak bahan baku, yang telah melalui proses pemanasan, sehingga memiliki bentuk yang dikehendaki untuk kepentingan uji kekuatannya. Pencetak dipasang di bagian ujung extruder sehingga bahan baku yang telah dipanaskan tercetak di luar extruder.

Referensi:
1. Makalah Pekan Ilmiah Mahasiswa tingkat Nasional 2008, Nazrul Munir, dkk.
2. Zuben, F. dan Neves, F.L. (2004), Recycling Of Aluminum And Polyethylene Present In Tetra Pak Packages.
3. http://www.wikipedia.com
4. http://www.freepatentsonline.com
5. http://www.tetrapak.com


Viewing all articles
Browse latest Browse all 2

Latest Images

Trending Articles





Latest Images